Jakarta, Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Kamaruddin Amin, menekankan pentingnya Bimbingan Perkawinan (Bimwin) dalam membentuk keluarga yang kokoh. Menurutnya, Bimwin memainkan peran strategis dalam memperkuat ketahanan keluarga di Indonesia. “Kenapa kita wajibkan Bimwin? Karena penelitian menunjukkan ada hubungan yang sangat erat antara ketahanan keluarga dan bimbingan perkawinan. Jika mereka mengikuti Bimwin, insyaallah rumah tangga mereka tidak mudah rusak,” ujarnya dalam acara Bimbingan Teknis Fasilitator Bimwin di Jakarta pada Selasa (22/10/2024).
Kamaruddin menyoroti pentingnya calon pengantin memahami berbagai aspek krusial sebelum menikah, termasuk kesehatan reproduksi, konsep keluarga sakinah, dan psikologi keluarga. Ia juga menekankan bahwa pernikahan dini masih menjadi tantangan besar di Indonesia. Bimwin diharapkan dapat menjadi solusi untuk menekan angka pernikahan di usia muda yang belum matang. “Kita bayangkan, masih banyak yang menikah di usia dini. Dampaknya sangat banyak, jadi perlu kita promosikan pernikahan di usia matang,” tambahnya.
Lebih lanjut, Kamaruddin menyatakan bahwa kualitas pelaksanaan Bimwin harus ditingkatkan dengan menyediakan fasilitator yang kompeten. Ia menegaskan bahwa Bimwin tidak akan efektif jika mutu programnya tidak terjaga. “Kita memerlukan fasilitator Bimwin yang memadai dan berkualitas. Untuk apa kita melakukan Bimwin kalau mutu yang kita berikan asal-asalan,” ujarnya dengan tegas.
Kamaruddin juga menekankan bahwa peran keluarga sangat penting dalam mencegah stunting. Menurutnya, banyak orang tua yang belum memiliki pengetahuan yang memadai terkait gizi dan kesehatan sejak masa kehamilan hingga melahirkan, yang akhirnya berkontribusi pada angka stunting di Indonesia. Ia berharap Bimwin dapat mempersiapkan para calon orang tua dengan literasi yang cukup terkait gizi dan kesehatan anak.
Ia pun mengajak seluruh pihak untuk mendukung peningkatan kualitas Bimwin guna membangun generasi yang lebih sehat dan keluarga yang tangguh. Kamaruddin optimistis bahwa dengan bimbingan perkawinan yang lebih baik, tantangan-tantangan sosial seperti pernikahan dini dan stunting dapat diatasi secara signifikan.
