Dalam keterangannya, Dessy menjelaskan bahwa persiapan transisi ini mencakup berbagai tahapan, termasuk pemetaan jabatan, pemindahan pegawai, dan penempatan personel di masing-masing kementerian baru. Proses pemisahan ini diharapkan memperjelas fokus dan tanggung jawab kedua kementerian dalam mengelola sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
"Kami
seluruh perangkat di sini dipimpin oleh Plt. Sesmen selaku PIC, terus melakukan
program persiapan transisi mulai dari SDM, aset, dan juga BMN (Barang Milik
Negara), pemisahan DIPA atau anggaran, kemudian juga hal-hal lain yang
menunjang mulai dari proses pemindahan maupun pemisahan dari kewenangan
Kementerian Parekraf menjadi dua kementerian," ujar Dessy.
Target akhir transisi adalah awal Desember 2024. Seluruh susunan organisasi tata kerja (SOTK) dan nama-nama pejabat harus siap untuk dilantik pada saat itu, baik oleh Presiden untuk pejabat tinggi madya maupun oleh menteri untuk pejabat eselon II. Pejabat fungsional yang akan dipindahkan atau dipindahtugaskan juga akan ditetapkan sebelum batas waktu ini.
Meskipun dalam masa transisi, layanan pariwisata dan ekonomi kreatif bagi masyarakat tetap beroperasi normal. Target-target yang telah ditetapkan sebelumnya untuk kedua sektor ini juga terus diupayakan agar tercapai sesuai rencana yang telah ditentukan.
Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana telah menetapkan empat program prioritas untuk enam bulan mendatang. Program ini mencakup transformasi digital melalui inisiatif "Tourism 5.0," yang melibatkan pemasaran acara berbasis digital dan dukungan AI untuk wisatawan, serta pengembangan strategi dana pariwisata untuk diversifikasi atraksi nasional dan acara internasional.
Di sisi lain, Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya akan menjalankan program 100 hari pertama melalui koordinasi intensif dengan pejabat internal di KemenEkraf/Bekraf. Program ini diselaraskan dengan agenda pemerintahan, termasuk kolaborasi kelas dunia untuk meningkatkan kompetensi pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia di kancah internasional.