Jakarta , Kawasan Asia-Pasifik dikenal sebagai wilayah paling rawan bencana di dunia, dengan risiko yang terus meningkat akibat perubahan iklim dan degradasi lingkungan. Banjir, kebakaran hutan, tanah longsor, hingga gempa bumi menjadi ancaman serius yang membutuhkan manajemen risiko terpadu. Dalam workshop bertajuk “Memperkuat Ketahanan Bencana di Kawasan Asia-Pasifik” yang digelar BRIN pada 20–22 November 2024, pemanfaatan teknologi digital, seperti data geospasial dan kecerdasan buatan, menjadi fokus pembahasan.
Deputi Bidang Kebijakan Pembangunan BRIN, Mego Pinandito, menegaskan pentingnya kolaborasi lintas negara untuk memperkuat kesiapsiagaan terhadap bencana. “Ketahanan bencana adalah prioritas bersama yang memerlukan kerja sama lintas negara. Pemanfaatan data geospasial dan teknologi digital, seperti kecerdasan buatan dan komputasi awan, merupakan kunci untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan respons terhadap bencana,” ujarnya. Workshop ini dihadiri perwakilan dari negara anggota ESCAP, seperti Thailand, Fiji, Uzbekistan, dan Indonesia, serta berbagai lembaga seperti BNPB, BMKG, dan INASA.
Kegiatan ini mencakup diskusi panel, presentasi pengalaman negara-negara rawan bencana, dan demonstrasi teknologi pemetaan digital. Salah satu fokus utama adalah penggunaan alat berbasis kecerdasan buatan dan komputasi awan untuk meningkatkan akurasi pemetaan titik rawan bencana. “Kolaborasi antara negara-negara Asia-Pasifik dan pemanfaatan teknologi modern dapat menciptakan pendekatan yang lebih efektif dan efisien. Ini bukan hanya soal menyelamatkan nyawa, tetapi juga meminimalkan kerugian ekonomi dan sosial akibat bencana,” tambah Mego.
BRIN berharap hasil workshop ini dapat menghasilkan kerangka kerja sama lintas negara yang mencakup pertukaran data, rencana pengembangan kapasitas, dan strategi mitigasi yang inovatif. Dengan pendekatan ini, kawasan Asia-Pasifik dapat memperkuat ketahanan terhadap bencana sekaligus mendukung komitmen global dalam pembangunan berkelanjutan.
“Kesiapsiagaan yang lebih baik dimulai dari pemahaman bersama tentang kerentanan dan kebutuhan di lapangan. Dengan data yang terintegrasi dan teknologi yang tepat, kita bisa membangun masa depan yang lebih tangguh,” tutup Mego. Workshop ini menjadi langkah penting untuk memastikan kesiapan kawasan menghadapi berbagai ancaman bencana alam.