Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Kemenkes Genjot Penyediaan Alat Kesehatan untuk Puskesmas di Seluruh Indonesia

 



Jakarta - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terus mempercepat pemenuhan kebutuhan alat kesehatan demi mendukung transformasi layanan primer, khususnya di Puskesmas. Menurut Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes, dr. Maria Endang Sumiwi, M.P.H., alat kesehatan di Puskesmas perlu ditingkatkan untuk menunjang deteksi dini dan diagnosa. “Alat kebutuhan Puskesmas yang masih perlu diperbanyak terkait alat-alat kesehatan pendukung skrining seperti ultrasonografi (USG), elektrokardiografi (EKG), hematology analyzer, chemistry analyzer, dental chair,”  kata Maria, Selasa (26/11).


Sebagai bagian dari transformasi kesehatan, Kemenkes juga menjalankan proyek Strengthening of Primary Health Care (SOPHI) untuk meningkatkan kapasitas pelayanan kesehatan primer. “Proyek SOPHI bertujuan mengatasi kesenjangan antara sistem pelayanan kesehatan primer yang diakibatkan oleh fungsi preventif dalam pelayanan kesehatan primer terutama di tingkat layanan terendah, pelayanan kesehatan rujukan yang terbatas, dan layanan yang tersedia dengan kualitas yang belum memadai di berbagai daerah,”  jelas Maria. Dukungan ini juga akan mencakup pelatihan tenaga medis untuk memaksimalkan pemanfaatan alat kesehatan.


Kemenkes menargetkan distribusi set alat kesehatan mulai 2024 hingga 2028 di 10.234 Puskesmas, 25.826 Puskesmas Pembantu, dan 304.420 Posyandu. Untuk batch 1 akan diberikan kepada 6.236 Puskesmas di 382 kabupaten/kota di 35 provinsi. Pemenuhan bahan medis habis pakai (BMHP) juga didanai melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik.


Selain itu, paradigma pelayanan di Puskesmas kini berubah dengan penerapan Integrasi Layanan Primer (ILP). “Puskesmas dibagi menjadi 5 klaster yang dilengkapi oleh SDM kesehatan yang mempunyai kompetensi dan kewenangan sesuai klasternya. Dengan sistem klaster, maka pengelolaan setiap sasaran siklus hidup, dapat dikelola bersama dalam klaster sehingga pelayanan dapat diberikan lebih komprehensif dan terintegrasi,”  jelas Maria. Lima klaster tersebut mencakup Klaster Manajemen, Klaster Ibu dan Anak, Klaster Kesehatan Dewasa dan Lansia, Klaster Penyakit Menular dan Kesehatan Lingkungan, serta Lintas Klaster.


Maria menambahkan, pembagian klaster di Puskesmas memungkinkan pelayanan yang lebih komprehensif dan terintegrasi. "Klaster bertugas menyelenggarakan pelayanan kesehatan, pemantauan situasi kesehatan wilayah kerja, serta pembinaan teknis kepada jejaring Puskesmas sesuai dengan kelompok sasaran," tutupnya.

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Section

Copyright © 2024 - SumbarToday.com | All Right Reserved