Jakarta , Setelah vakum selama tiga dekade, Kementerian Agama (Kemenag) berencana menghidupkan kembali Festival Istiqlal. Rencana ini dibahas dalam Focus Group Discussion (FGD) bertajuk "Road to Festival Istiqlal III" di Jakarta, Rabu (13/11/2024). Diskusi ini dihadiri oleh Staf Khusus Menteri Agama, Farid Saenong, dan penyelenggara Festival Istiqlal I dan II.
Farid Saenong menilai Festival Istiqlal memiliki potensi besar untuk menjadi ajang seni budaya berkelas dunia. "Festival Istiqlal ini (berpotensi) ditingkatkan menjadi event internasional seni budaya Islam Indonesia," ungkap Farid. Ia menekankan pentingnya festival ini mencerminkan budaya Islam Indonesia yang khas dan membawa suara-suara kritis masyarakat.
Farid juga berharap Festival Istiqlal mampu membangkitkan kesadaran pelestarian budaya lokal dengan semangat modernitas. Selain itu, festival ini diharapkan menjadi wadah bagi para seniman untuk mengekspresikan karya mereka sekaligus mengajak masyarakat menghargai kekayaan seni budaya Indonesia yang beragam.
Kasubdit Bina Penyuluh Agama Islam, Amirullah, menjelaskan bahwa FGD ini merupakan langkah awal untuk menghidupkan kembali festival yang terakhir digelar pada 1995. "Untuk menghidupkan kembali Festival Istiqlal, kami memfasilitasi diskusi dengan narasumber dari penyelenggara terdahulu," jelasnya.
Menurut Amirullah, festival ini tidak hanya menjadi ajang pelestarian budaya tetapi juga memperkuat diplomasi budaya Indonesia di tingkat internasional. "Festival ini penting untuk dihidupkan kembali sebagai wadah pelestarian dan inovasi seni-budaya Islam, juga untuk memperkuat diplomasi budaya Indonesia di kancah internasional," tambahnya.
Festival Istiqlal sebelumnya digelar pada 1991 dan 1995, menampilkan keindahan seni budaya Islam khas Indonesia. Selain menjadi simbol kebudayaan Islam Nusantara, festival ini juga diakui sebagai diplomasi budaya yang unik di Asia Tenggara. "Festival Istiqlal menggambarkan Islam yang hidup, mencerminkan nilai-nilai Islam khas Indonesia, sekaligus menjadi simpul kebudayaan Islam di Asia Tenggara atau Nusantara. Ini juga menjadi diplomasi budaya yang unik di dunia," ujar Amirullah.
Ke depan, Festival Istiqlal dirancang untuk menggabungkan seni budaya tradisional dan modern. Dengan konsep ini, festival diharapkan menjadi rumah bersama bagi berbagai ekspresi budaya Islam dari Indonesia dan negara lain. "Festival ini akan menjadi payung besar bagi keberagaman dan ekspresi budaya Islam yang melintasi batas-batas wilayah, tak hanya di Indonesia tetapi juga di Asia Tenggara," tutup Amirullah.