Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Trump Kembali ke Gedung Putih, China Bersiap Hadapi Ketegangan Baru

 



China kembali bersiap menghadapi ketidakpastian dalam hubungan dengan AS setelah Donald Trump terpilih kembali sebagai presiden. Masa jabatan sebelumnya sempat diwarnai perang dagang yang ketat, isu Taiwan, dan hubungan yang rumit antara Trump dan Presiden China Xi Jinping.


Salah satu kebijakan yang diantisipasi adalah rencana Trump untuk menerapkan tarif 60% pada semua ekspor China ke AS. Jika terwujud, tarif ini akan memberikan tekanan besar pada ekonomi China yang sedang berjuang dengan tingkat pengangguran pemuda yang tinggi, krisis properti, dan utang pemerintah. Analis UBS memperkirakan tarif ini bisa mengurangi separuh proyeksi pertumbuhan ekonomi China.


Pada masa jabatan pertamanya, Trump telah menerapkan tarif pada produk China senilai lebih dari $360 miliar, yang berujung pada kesepakatan dagang 2020. Namun, laporan menyebutkan bahwa China tidak sepenuhnya memenuhi janjinya membeli barang-barang AS senilai tambahan $200 miliar. Kebijakan ini kemudian dipertahankan Biden dengan beberapa tambahan baru pada sektor baja, solar, dan kendaraan listrik.


Hubungan kedua negara juga dapat berdampak pada upaya diplomatik Trump yang mengklaim dirinya mampu menyelesaikan perang Ukraina. Trump sempat meminta bantuan Xi untuk menangani Korea Utara, dan kali ini, ia mungkin akan menggunakan strategi serupa dalam negosiasi dagang, dengan harapan China berperan dalam perdamaian Ukraina.


Trump sebelumnya juga memicu ketegangan dengan China terkait Taiwan setelah menerima telepon dari Presiden Taiwan Tsai Ing-wen pada 2016. Namun, Trump tetap mendukung status quo hubungan AS-China dalam isu Taiwan. Trump bahkan mengancam akan menaikkan tarif hingga 200% jika China menyerang Taiwan, yang secara resmi tidak diakui sebagai negara oleh AS, meski didukung sebagai mitra pertahanan utama.


Di sisi lain, Trump menyatakan bahwa Taiwan perlu “membayar” AS atas perlindungan militer yang diterima. Pernyataan ini membuat hubungan Taiwan dan AS kian unik, terutama setelah Taiwan menghabiskan 2,5% dari PDB untuk pertahanan dan membeli senjata AS bernilai ratusan juta dolar.


Trump juga mengkritik UU CHIPS Biden, yang memberikan subsidi $53 miliar untuk meningkatkan produksi semikonduktor di AS. Taiwan saat ini memproduksi sekitar 90% chip canggih dunia, dan dominasi ini justru bisa menjadi titik ketegangan baru antara Trump dan Taiwan, terutama terkait industri chip yang dianggap Trump sebagai hasil "pengambilalihan" dari AS di masa lalu.


(apnews)

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Section

Copyright © 2024 - SumbarToday.com | All Right Reserved